Peresmian/Pendatanganan MoU

Nota Kesepahaman antara SMKN 1 MUARA UYA dan Desa wilayah Kecamatan Muara Uya, Kamis, 22 September 2022

Foto Acara Perpisahan

Siswa-Siswi SMKN 1 MUARA UYA Tahun 2021/2022

Saturday, 8 November 2025

MEDALI POPNAS XVII, KISAH ALDA ANAK RIMBA MUARA UYA TAKLUKKAN JAKARTA

 



Langit Jakarta yang biasanya berdebu sore itu nampak dingin, tapi suasana di arena atletik PPOP Ragunan justru berdebar. Suara peluit, hentakan kaki, dan sorak penonton berpadu menjadi simfoni semangat muda dari seluruh penjuru negeri. Di tengah riuh itu, seorang gadis berpostur tegap bersiap di garis lempar, Alda Riyani, siswi kelas XII dari SMKN 1 Muara Uya, Kalimantan Selatan, sebuah sekolah yang berada di daerah 3 perbatasan provinsi, Kalseltengtim, jauh berada di tengah Kalimantan.


Lemparan terakhirnya meluncur tajam, membelah udara, dan jatuh di titik 39,66 meter hanya terpaut sedikit dari pesaingnya atlit dari Banten 39.65 meter. Seketika, arena bergemuruh. Tangannya mengepal, senyumnya merekah. Perjuangan panjang berbulan-bulan itu akhirnya terbayar. Medali perak POPNAS XVII resmi menjadi miliknya.


Dari sumber yang diterima tim Jurnalis Sekolah, Juara 1 diraih oleh atlit dari Bangka Belitung dengan lemparan 42 meter.


Alda berlari kecil menuju pelatihnya, Raden Rahmat Soejono dan Bani, yang menyambut dengan pelukan bangga. Tak lupa, sosok Fatmawati dari PASI Kota Banjarmasin yang setia mendampingi sejak awal turut menyeka air mata haru. Di podium, ketika medali perak dikalungkan di lehernya, Alda menunduk sesaat bukan karena kalah, tapi karena rasa syukur yang begitu dalam.


Ketika dihubungi tim Jurnalis Sekolah melalui sambungan telepon, suaranya terdengar bergetar namun tegas.


“Saya bersyukur sekali. Terima kasih untuk semua guru yang tetap mengirimkan materi walau saya sering izin latihan. Terima kasih khusus untuk Ibu Rita (Rita Herlina) yang selalu memberi kesempatan untuk kami berkembang sesuai bakat dan minat,” ujarnya.


Bagi Alda, podium bukanlah akhir, tapi langkah menuju harapan baru. Ia ingin generasi berikutnya dari SMKN 1 Muara Uya berani bermimpi lebih tinggi.


“Saya ingin setelah saya lulus, ada lagi yang melanjutkan jejak ini. Karena kalau kita sungguh-sungguh, asal dari mana pun kita bisa bersaing di level nasional,” katanya seolah mengingatkannya dari mana ia berasal.


Nama Alda bukanlah nama baru di dunia atletik pelajar. Sebelumnya, ia sudah dua kali menghiasi pemberitaan sekolah:

📎 Alda Riyani Kunci Dua Emas di POPDA https://www.smkn1muarauya.sch.id/2025/05/alda-riyani-kunci-dua-emas-di-popda.html?m=1

📎 Kembali Menggila, Alda Sabet Dua Medali  https://www.smkn1muarauya.sch.id/2025/11/kembali-menggila-alda-sabet-dua-medali.html?m=1


Kini, lembar kisah itu bertambah dengan medali perak yang bersinar bukan karena logamnya, tapi karena cerita kerja keras, doa, dan dukungan dari Pemda Kabupaten Tabalong yang akan memberikan beasiswa full selama Kuliah nanti.

Sebuah bukti bahwa mimpi besar bisa lahir dari tempat yang kecil, dan bahwa tekad seorang pelajar dari Muara Uya mampu menembus langit Jakarta. Dari Belantara Nusantara Taklukkan Jakarta. (Tim Jurnalis Sekolah)




Monday, 3 November 2025

LDKS SMKN 1 MUARA UYA: Kawah Candradimuka Pembentukan Karakter, dan Semangat Kemandirian Pemimpin yang Literate

 



Tak ada anggaran, bukan berarti tak ada jalan. Dari kondisi serba terbatas inilah semangat pembentukan karakter siswa SMKN 1 Muara Uya menemukan bentuk nyatanya. Adalah kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) yang menjadi panggung pembuktian, bahwa karakter pemimpin tak dibentuk oleh kemewahan fasilitas, melainkan oleh keberanian menghadapi keterbatasan.

 

Cerita bermula ketika pengurus OSIS periode 2024–2025 lalai menyusun rancangan kegiatan tahunan. Akibatnya, program LDKS tidak masuk dalam RKAS dan tak memiliki anggaran. Namun Kepala SMKN 1 Muara Uya, Rita Herlina, yang dikenal tegas dan berorientasi pada pembentukan karakter siswa, tak ingin hal itu menjadi alasan untuk berhenti.

 

“LDKS ini bukan sekadar acara. Ini kawah candradimuka tempat kalian ditempa menjadi pemimpin sejati. Kalian harus belajar bertanggung jawab atas kelalaian dan keputusan sendiri,” ujarnya lantang, sambil memberikan dana pribadi sebagai pemantik agar kegiatan tetap terlaksana.

 

Dari semangat itulah OSIS belajar arti tanggung jawab. Mereka bergerak, berunding, mencari solusi, hingga akhirnya menggandeng PT United Tractors melalui program CSR TUTI (Tebar Buku Tuai Ilmu, satu dari 5 pilar CSR) dan TBM Rumah Buku Alam Jaro sebagai mitra kegiatan.

 

Perjalanan mencari dukungan itu menjadi pelajaran berharga bagi pengurus OSIS: karakter pemimpin bukan dibentuk oleh jabatan, tapi oleh proses jatuh-bangun mencari jalan.

“Kami belajar untuk tidak mudah menyerah. Ternyata, menjadi pemimpin berarti siap menghadapi masalah dan mencari solusi,” tutur Riska Rahmawati, Sekretaris OSIS, dengan mata berbinar mengenang proses panjang itu.

 

Kegiatan yang digelar selama dua hari satu malam dan diikuti oleh 20 peserta terpilih itu bukan sekadar pelatihan teknis organisasi. Di setiap sesi, peserta diajak memahami nilai-nilai dasar kepemimpinan, kemandirian, dan kejujuran berpikir.

 



Muziza Arizatannor, pembina OSIS sekaligus pemateri, menekankan pentingnya tanggung jawab dan perencanaan. “Pemimpin tidak lahir dari kenyamanan. Kalian harus belajar merencanakan, mengeksekusi, dan mengevaluasi setiap langkah organisasi. Itulah latihan kepemimpinan yang sesungguhnya,” tegasnya.

 

Sementara itu, Khoirul Anwari, pendiri TBM Rumah Buku Alam Jaro, mengingatkan tentang keadilan dalam berpikir sebagai dasar karakter seorang pemimpin. “Menjadi pemimpin berarti belajar adil sejak dalam pikiran. Bagaimana mungkin kalian menuntut anggota disiplin, jika kalian sendiri tidak menepati janji? Bagaimana bisa menjadi role model jika kalian tidak menjadi teladan dan tidak mampu mempengaruhi anggota? Keadilan itu tumbuh dari kebiasaan membaca dan refleksi diri,” ungkapnya, menegaskan keterkaitan antara literasi dan pembentukan karakter serta menyinggung ketidaksesuaian jumlah peserta di proposal kegiatan dan kenyataan. 

 

Perlu diketahui sesuai proposal jumlah peserta terpilih adalah 30 peserta namun saat pelaksanaan jumlah peserta hanya 20 peserta, hal ini tentu menjadi catatan agar ke depan persiapan harus benar-benar dilakukan dengan matang, meski semangat membara. Namun demikian hal tersebut tidak mengurangi dari esensi nilai pengkaderan.

 

Sebagai keynote speaker, Srie Norma Ningsih, pembina OSIS sekaligus pembina Paskibra SMKN 1 Pugaan membawa pesan kuat tentang semangat perjuangan dan militansi organisasi.

 

“Rekrut pengurus OSIS dengan orang yang mau belajar dan mau ditempa. Jangan rekrut mereka yang hanya mampu tapi tak mau berproses, mereka hanya akan menjadi beban organisasi. Karakter tidak tumbuh dari kemampuan, tapi dari kemauan, rekrut mereka yang mau diajak mendaki gunung, rekrut mereka yang mau diajak mengarungi samudera” pesannya, menegaskan filosofi kepemimpinan berbasis keikhlasan dan tanggung jawab.

 

Hari terakhir kegiatan dilaksanakan di TBM Rumah Buku Alam Jaro, tempat di mana para peserta merenungi arti kepemimpinan di tengah suasana alam yang tenang di antara hamparan sawah, pegunungan, dan gemericik sungai. Di sana, mereka belajar bahwa pemimpin yang kuat bukan hanya yang bisa memerintah, tetapi yang bisa mendengar, membaca, dan memahami.

 

LDKS tahun ini menjadi bukti bahwa SMKN 1 Muara Uya tidak hanya berfokus mencetak siswa terampil, tetapi juga menumbuhkan karakter pemimpin yang tangguh, mandiri, dan berintegritas.

 

“Karena karakter tidak lahir di ruang kelas saja, tapi di ruang-ruang perjuangan,di saat seseorang berani memilih jalan sulit dan tetap melangkah. Kapal nampak kuat dan gagah serta aman saat bersandar di pelabuhan, kapal dibuat tidak untuk bersandar tapi Kapal dibuat untuk mengarungi samudera. Percayalah, dengan mengikuti dang mengarungi organisasi mentalmu akan teruji” Tutup Srie Norma Ningsih yang juga didaulat untuk menutup kegiatan.  (Tim Jurnalistik Sekolah)


 















Guru SMKN 1 Muara Uya Tampil Percaya Diri di Lomba Bercerita Bahasa Banjar

 



Tabalong, 1 November 2025. Arief Setia Permana, guru bahasa Indonesia SMK Negeri 1 Muara Uya, menunjukkan keberanian dan semangat luar biasa saat mengikuti Lomba Bercerita Guru dalam Bahasa Banjar tingkat SMA/SMK yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kabupaten Tabalong.

 

Yang membuat penampilannya istimewa, Arief bukanlah penutur asli bahasa Banjar. Pria asal Tasikmalaya, Jawa Barat, ini sehari-hari menggunakan bahasa Sunda. Namun hal itu tak menjadi penghalang baginya untuk tampil percaya diri di atas panggung, membawakan cerita dengan logat Banjar yang fasih dan penuh penghayatan.

 

Sebelumnya, Arief berhasil menyisihkan sejumlah peserta hingga masuk babak 5 besar. Meski belum berhasil meraih juara, keberaniannya mendapat apresiasi dari sekolah.

 

“Saya cuma ingin mencoba dan belajar menghargai bahasa daerah tempat saya mengabdi. Juara bukan tujuan utama, yang penting saya berani melangkah,” ujar Arief dengan senyum bangga.

 

Penampilan Arief menjadi contoh nyata semangat pantang menyerah dan mental khas para perantau, berani mencoba, berani tampil, dan terus belajar di mana pun berada. (Tim Jurnalistik Sekolah)









Kembali Menggila, Alda Sabet Dua Medali di PORPROV 2025

 



Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh atlet andalan SMKN 1 Muara Uya, Alda Riyani, siswi kelas XII TKR. Dalam ajang bergengsi Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) Kalimantan Selatan 2025 di Kabupaten Tanah Laut, Alda berhasil menyabet dua medali sekaligus, Emas di cabang Lompat Jauh Putri dan Perunggu di cabang Lempar Lembing Putri.

 

Pada cabang lompat jauh, Alda mencatatkan lompatan sejauh 4,77 meter, sementara di cabang lempar lembing, ia mencatat jarak 32,62 meter. Kedua capaian ini mengantarkannya ke podium dan membawa nama harum SMKN 1 Muara Uya di tingkat provinsi.

 

Saat dihubungi tim jurnalistik sekolah, Alda mengungkapkan rasa syukurnya:

 

“Alhamdulillah, dengan izin Allah saya bisa meraih hasil ini. Terima kasih untuk kepala sekolah, para guru, pelatih, dan teman-teman atas dukungannya. Prestasi ini untuk kita semua.”

 

Alda juga berharap sekolah dapat menambah fasilitas olahraga, terutama untuk lompat jauh dan lempar lembing, agar latihan bisa lebih maksimal.

 

“Saya berharap ada lintasan dan area latihan yang sesuai standar supaya lebih aman dan nyaman,” ujarnya.

 

Dengan prestasi tersebut, Alda bertekad menembus PON 2028 di NTT dan NTB, dengan menargetkan lompatan lebih dari 5,5 meter agar bisa mengikuti PON.

Ia juga bersyukur atas perhatian dari Pemkab Tabalong yang akan memberikan bonus Rp10 juta untuk medali perunggu serta Rp30 juta dan beasiswa kuliah untuk medali emas.

 

“Beasiswa ini jadi penyemangat baru untuk terus berprestasi,” tambahnya.

 

Prestasi Alda menjadi bukti bahwa semangat, kerja keras, dan dukungan sekolah utamanya kebijakan anggaran yang berorientasi siswa mampu melahirkan generasi berprestasi yang mengharumkan nama SMKN 1 Muara Uya.

 

Selamat untuk Alda Riyani, Teruslah berlari, melompat, terbang dan menembus batas menuju prestasi yang lebih tinggi. (Tim Jurnalistik Sekolah)

 

Berita Lain tentang Alda Riyani: https://www.smkn1muarauya.sch.id/2025/05/alda-riyani-kunci-dua-emas-di-popda.html?m=1






Saturday, 1 November 2025

Heboh! SMKN 1 Muara Uya Bongkar Kasus Bullying di Sekolah dan Pawai Budaya.

 

Dua hari berturut-turut, suasana di SMKN 1 Muara Uya berubah penuh warna dan makna. Setelah semarak peringatan Hari Sumpah Pemuda dengan pawai budaya yang menggetarkan semangat kebangsaan, keesokan harinya sekolah ini menggelar sosialisasi pengembangan sosial emosional dan anti-bullying sebagai langkah nyata menciptakan sekolah yang aman dan berkarakter.

 

Pada Selasa, 29 Oktober 2025, seluruh warga sekolah mengikuti upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda yang dilanjutkan dengan pawai budaya di sekitar lingkungan sekolah. Kegiatan ini berlangsung meriah dan tertib berkat pengawalan dari Polsek Muara Uya.



Dalam amanatnya, Kepala SMKN 1 Muara Uya menyampaikan tiga pesan penting kepada para siswa.

 

“Bangun semangat pantang menyerah, jangan takut gagal. Gunakan teknologi dengan bijak, dan tanamkan cinta pada bangsa melalui prestasi, inovasi, serta tanggung jawab,” ujar beliau dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan seluruh peserta upacara.

 

Usai pawai budaya, kegiatan dilanjutkan dengan fashion show bertema kostum paling unik sebagai bentuk apresiasi terhadap kreativitas siswa. Suasana meriah berpadu dengan semangat kebersamaan yang tinggi.





Namun, sehari kemudian, suasana berubah menjadi lebih reflektif. Berdasarkan data Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) SMKN 1 Muara Uya, sejak bulan Juli hingga Oktober 2025 tercatat dua kasus bullying verbal dan tiga kasus bullying fisik. Sebagai tindak lanjut, sekolah menggelar Sosialisasi Pengembangan Sosial Emosional dengan menghadirkan dr. Tri Anny Rakhmawati, Sp.KJ sebagai narasumber.

 

Dalam paparannya, dr. Tri Anny menekankan pentingnya pengendalian emosi dan memahami batas diri (bounderis) dalam setiap interaksi sosial.

 

“Setiap siswa perlu mengenal emosinya sendiri dan menghargai emosi orang lain. Dengan begitu, hubungan sosial akan menjadi lebih sehat dan terhindar dari perilaku bullying,”

jelas beliau dalam sesi diskusi bersama siswa.

 

Ketua Tim TPPK SMKN 1 Muara Uya, Evertyn menambahkan bahwa kegiatan ini bukan hanya menanggapi kasus yang sudah terjadi, tetapi juga menjadi upaya preventif agar semua warga sekolah dapat berinteraksi secara sehat dan empatik.

 

“Kami ingin SMKN 1 Muara Uya menjadi sekolah yang aman, nyaman, dan bebas dari segala bentuk kekerasan,” tegasnya.

 

Melalui rangkaian kegiatan yang berjarak hanya sehari ini, SMKN 1 Muara Uya menunjukkan komitmen kuatnya untuk mendidik generasi muda yang berbudaya, berdaya, dan berkarakter. Semangat kebersamaan dan empati yang tumbuh dari dua momentum ini diharapkan menjadi fondasi bagi Indonesia yang lebih maju dan bermartabat. (Tim Jurnalis SMKN 1 Muara Uya 2025)

 















Sunday, 5 October 2025

Unjuk Kerja Jadi Metode Baru Seleksi Calon Pengurus OSIS SMKN 1 Muara Uya



Sabtu 4 Oktober 2025, Suasana berbeda di TBM Rumah Buku Alam Jaro. Bukan sekadar kegiatan literasi biasa, tapi kali ini tempat tersebut menjadi arena uji unjuk kerja kepemimpinan untuk calon pengurus OSIS SMKN 1 Muara Uya mendatang.


Jika biasanya seleksi pengurus OSIS hanya berhenti di tahap administrasi, tes pengetahuan, dan wawancara, maka tahun ini ada hal baru: uji unjuk kerja dengan pertanyaan yang tak ditanyakan, tapi butuh jawaban nyata.


Pertanyaan yang diujikan sederhana namun mendalam: “Jika pada waktu bersamaan ada dua kegiatan berbeda, yaitu acara OSIS dan acara keluarga, mana yang akan kamu dahulukan?”

Alih-alih menjawab secara normatif, para peserta diminta menunjukkan aksi nyata, hadir mengikuti kegiatan OSIS di hari libur mereka.


Beberapa tanggapan peserta dan pengurus OSIS mencerminkan betapa istimewanya metode ini. Sherin Julyazmir (X AKL) mengaku kaget namun beruntung, “Tidak menyangka kalau ini bagian dari penilaian. Rasanya senang karena sejak awal memang ingin aktif di organisasi secara nyata, bukan sekadar titip nama, dan saya benar-benar baru tahu bahwa kegiatan ini bagian terintegrasi dari proses panjang seleksi” sambil mengucap syukur tiada henti. Riska Rahmawati (XII RPL 2), Sekretaris OSIS, menyebut metode ini out of the box, “Saat wawancara semua jawaban peserta bagus, jadi sulit menilai. Tapi lewat uji unjuk kerja ini, terlihat jelas siapa yang benar-benar tulus dan siap memegang tongkat estafet OSIS.” senada dengan Reoka Ainawaike, Wakil Ketua OSIS, pun mengungkapkan rasa kekagumannya, “Belum pernah ada metode seleksi seperti ini, luar biasa. Kami jadi merasa ada chemistry antar pengurus, dan yakin OSIS akan lebih baik di periode mendatang.”


Meski Ketua OSIS berhalangan hadir karena sedang menjalani magang industri, semangat kebersamaan tetap terjaga. Kehadiran para calon pengurus di TBM Rumah Buku Alam Jaro menjadi bukti nyata komitmen mereka untuk mengutamakan organisasi dan siap melangkah lebih jauh dalam kepemimpinan.


Dalam sambutannya, Moh. Khoirul Anwari selaku founder TBM RUMAH BUKU ALAM JARO mengatakan seraya mengutip pernyataan Bung Karno "Salah satu ciri pemimpin yang baik adalah pemimpin yang hadir di tengah rakyatnya, mencium aroma tubuhnya, menjilat keringatnya agar ia tahu penderitaan rakyatnya. Hadir di sini dan mengesampingkan kepentingan lain adalah termasuk dari latihan menjadi pemimpin itu"


Dengan metode baru ini, diharapkan lahir pengurus OSIS yang bukan hanya pintar bicara, tapi juga berani bertindak, tulus mengabdi, dan siap menjadi teladan serta menjadi pengurus yang literate. (Chy/ly)







Tuesday, 16 September 2025

Peringatan Maulid Nabi di SMKN 1 Muara Uya

Meneladani Akhlak Rasulullah, Meningkatkan Semangat Belajar, dan Mengasah Kemampuan Nonakademik Siswa




SMKN 1 Muara Uya memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pada Selasa, 16 September 2025 dengan tema “Meningkatkan Semangat Belajar dan Membangun Karakter Terpuji dengan Meneladani Akhlak Rasulullah SAW”. Kegiatan yang dilaksanakan di halaman belakang sekolah ini diikuti oleh seluruh guru, karyawan, serta siswa-siswi SMKN 1 Muara Uya. Meski suasana mendung tipis menaungi langit, jamaah tetap khidmat mengikuti acara di bawah tenda yang telah disiapkan panitia.


Acara dipandu oleh Zahra Annisa dan Norma Aulia, siswi kelas XI AKL yang aktif dalam public speaking. Keduanya tampil percaya diri membawakan jalannya acara, sekaligus menjadi wadah bagi siswa untuk mengasah kemampuan nonakademik. Sementara itu, pembacaan ayat suci Al-Qur’an dibawakan oleh Faizi Islami, siswa kelas X TKR 1, yang juga memperkuat suasana dengan perannya sebagai vokalis grup habsyi sekolah.






Dalam sambutannya, Masrani selaku ketua panitia mengingatkan pentingnya “oleh-oleh” yang harus dibawa pulang dari kegiatan Maulid Nabi. Ia mengajak seluruh jamaah mengikuti acara dengan penuh khidmat agar hikmah yang disampaikan dapat benar-benar dirasakan. Kepala SMKN 1 Muara Uya, Rita Herlina, S.P., M.Pd., juga menegaskan hal serupa. Beliau menyampaikan bahwa ilmu akan benar-benar meresap dalam hati jika didengarkan dengan hati. Sebagai penutup, Kepala Sekolah mengingatkan meskipun kegiatan Maulid ini menggantikan kegiatan akademik, namun nilai nonakademik yang diperoleh jauh lebih penting karena membentuk karakter dan kepribadian yang mulia.


Tausiyah Maulid dibawakan oleh Ustadz Rusadi dari KUA Muara Uya dengan pendekatan berbeda dari biasanya. Beliau memotret kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai kelahiran seorang manusia pada umumnya, lahir dari rahim seorang ibu. Dari sini, siswa diajak untuk bersyukur masih berada dalam kasih sayang orang tua, terutama seorang ibu yang rela berkorban demi anaknya. “Buatlah ibumu bangga, muliakan ia, dan berbaktilah kepadanya,” ucap beliau penuh haru. Ia juga menyinggung perjuangan banyak orang tua yang banting tulang, bahkan berhutang, agar anak-anaknya bisa sekolah layak setara dengan yang lain.




Peringatan Maulid Nabi di SMKN 1 Muara Uya tahun ini meninggalkan kesan mendalam. Tidak hanya menumbuhkan rasa cinta kepada Rasulullah SAW dan menanamkan nilai keteladanan akhlak mulia, tetapi juga menjadi sarana nyata bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan nonakademik, baik dalam public speaking, seni religi, maupun kepanitiaan. Dengan demikian, kegiatan ini mengajarkan keseimbangan antara capaian akademik dan nonakademik sebagai bekal membentuk generasi berkarakter unggul. (Chy/Ln/Ly)









 

Mewujudkan SMK yang Menghasilkan Lulusan SMART, Mampu Membangun Desa Serta Berdaya Saing di Era Society 5.0