SMKN 1 Muara Uya merayakan momen panen edamame yang dilakukan oleh siswa jurusan pertanian. Proses panen kali ini terasa istimewa karena tanaman edamame tersebut ditanam dengan memanfaatkan pupuk kompos hasil produksi rumah kompos sekolah dan didukung dengan penggunaan pestisida organik sepenuhnya. Penggunaan bahan organik ini tak hanya mendukung praktik pertanian berkelanjutan, tetapi juga menjadi pengalaman langsung bagi siswa untuk belajar dan mempraktikkan pertanian ramah lingkungan.
Nelly Nurrahima, Kepala Program Keahlian sekaligus guru mata pelajaran Panen dan Pasca Panen di SMKN 1 Muara Uya, tidak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk memberikan pembelajaran praktik langsung kepada siswa. Dalam kegiatan yang menyenangkan sekaligus mendidik ini, Nelly membimbing siswa menjalani berbagai tahapan pasca panen, termasuk grading dan trading, yang menjadi bagian dari materi pelajaran mereka. Proses grading membantu siswa mengklasifikasikan edamame berdasarkan kualitasnya, sementara trading mengajarkan mereka strategi penjualan yang efektif.
“Melalui praktik ini, siswa bisa memahami bahwa hasil panen tidak hanya berhenti pada proses memetik saja. Mereka belajar melihat kualitas produk, dan bagaimana produk itu nantinya bisa bernilai jual tinggi di pasaran,” kata Nelly. Hal ini selaras dengan misi SMKN 1 Muara Uya untuk melahirkan tamatan yang tidak hanya terampil secara teknis tetapi juga memahami proses bisnis secara holistik untuk memenuhi kebutuhan pangan serta membuat ceruk pasar yang baru untuk produk pertanian organik.
Namun, bukan hanya tentang teori dan praktik langsung, Nelly juga berkolaborasi dengan guru Kewirausahaan untuk memperkenalkan siswa pada dunia pemasaran digital. Melalui panduan dari guru kewirausahaan, siswa diberi penugasan untuk memasarkan produk edamame yang mereka panen melalui media sosial. Penjualan edamame ini dilakukan dengan cara yang modern, sesuai dengan zaman di mana pemasaran digital semakin berperan besar. “Penjualan produk ini dilakukan anak-anak melalui media sosial yang mereka miliki, berkolaborasi dengan guru kewirausahaan yang turut memberi penugasan agar tumbuh menjadi millennial agropreneur ketika mereka sudah lulus nanti,” ujar Nelly saat ditanya tentang cara penjualan produk edamame.
Dengan demikian, siswa belajar bagaimana produk mereka bisa dikenalkan ke masyarakat luas dan dipasarkan secara lebih efektif. Proses ini membangkitkan antusiasme siswa, terutama ketika mereka berhasil menjual produk hasil panen mereka secara mandiri. Selain berfungsi sebagai sarana belajar, pengalaman ini juga memberikan rasa bangga bagi siswa ketika produk organik yang mereka tanam sendiri bisa dinikmati oleh masyarakat.
Edamame yang ditanam di SMKN 1 Muara Uya ini pun memiliki keistimewaan lain: karena menggunakan pupuk dan pestisida organik, tanaman ini bisa dikatakan sebagai produk organik yang aman untuk dikonsumsi semua kalangan. Hal ini tentu menjadi nilai tambah bagi produk edamame mereka, mengingat permintaan akan produk pangan organik yang kian meningkat di pasar. Para siswa juga belajar tentang manfaat kesehatan dari produk organik dan bagaimana kualitas produk yang baik bisa menjadi keunggulan di pasar.
Selain itu, kegiatan panen ini juga menjadi momen untuk mempererat kerjasama antar siswa. Mereka belajar bekerja sama dalam tim, berkomunikasi dengan baik, serta membagi tugas dengan efektif demi mencapai hasil panen yang optimal.
Secara keseluruhan, kegiatan panen edamame ini tidak hanya memberikan pengalaman belajar yang berharga bagi siswa tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan berwirausaha. SMKN 1 Muara Uya dengan inovasinya berhasil menciptakan lingkungan belajar yang kaya pengalaman, memperkenalkan siswa pada pertanian berkelanjutan, dan membangun jiwa millennial agropreneur yang siap berdaya saing di era Society 5.0 serta mampu membangun desa untuk pangan dunia. (Choy)
Proses Grading dan Pengemasan
0 Comments:
Post a Comment